BLOGGER TEMPLATES AND MyYearBook Layouts »

Minggu, 15 November 2009

The Bite of Monkey

Sebagian besar orang pasti memiliki ciri khas pada diri mereka masing-masing, baik itu berupa tanda fisik maupun tingkah laku. Begitu juga gue. Dalam segi fisik gue punya ciri khas yang gue yakin pemiliknya sangat jarang ditemui. Bukan! bukan dagu gue sob, hha. Selain dagu yang seperti ini gue juga punya tanda berupa luka di tangan kanan gue. Luka yang bukan sembarang luka. Luka yang pernah gue dapatkan sepulang setelah gue mengemban tugas berjihad (belajar berjihad juga kan?) di sebuah tempat di bekasi. Luka yang gue dapatkan dengan bersimbah darah penuh keringat kenestapaan bercucuran bersama napas terengah menderu di rongga pulmonalis menuju alveolus tempat bertukar karbon dioksida dan oksigen yang keluar dari pori stomata tumbuhan sabana (apaan sih ?). Ya, EMPAT GIGITAN DAN SATU CAKARAN MONYET PERUMAHAN tergurat di tangan kanan gue sampai saat ini. haha.

Penasaran gimana gue bisa dapet luka kaya gini?

Gini sob, cerita ini terjadi saat gue masih kelas dua SD, dan saat itu gue masih bersekolah di SD gue yang pertama, SDN Nusantara (asal lo tau, gue pernah bersekolah di tiga macam SD). Ketika itu, setiap pulang sekolah gue selalu pulang dengan mobil jemputan, walaupun terkadang gue pernah ga naik jemputan karena pengen cabut ke suatu tempat bersama beberapa teman gue. Tapi waktu itu, sepulang sekolah gue berniat pulang dengan menggunakan jemputan. Alhasil setelah pulang sekolah gue langsung menuju TKP, tempat biasa mobil jemputan gue di parkir. Tapi ternyata setelah gue sampai di TKP mobil jemputan gue ngga ada. Sempat terpikir bahwa mobil itu telah dirampas Alien dan bumi sedang terancam dalam kepunahan (ngga deng). Setelah ditelisik, ternyata om jemputan gue agak telat datang ke sekolah karena ada beberapa urusan, jadi kami harus bersabar menunggu.

Setiap anak memiliki cara masing-masing buat menghabiskan waktu menunggu jemputan. Ada yang bercanda, kejar-kejaran, memainkan mainan yang sewaktu istirahat dibeli dari abang ager dan lain sebagainya. Kalau gue dan beberapa teman gue yang lain memilih menelusuri komplek perumahan di sekitar sekolah kami. Kami berjalan menelusuri jalan-jalan komplek sampai akhirnya kami menemukan suatu hal yang menarik. Sebuah kandang monyet beserta monyetnya. Kandang itu di letakan di dalam pagar dan menempel pada pagarnya, sehingga kami masih dapat menjangkau monyet tersebut. Pada pagarnya terdapat sebuah lubang yang terhubung pada kandang. Menurut prediksi gue lubang itu digunakan sebagai sarana orang-orang yang lewat untuk berbelas kasihan dan memberikan makanan kepada sang monyet.

Seperti kata bang napi, kejahatan bukan karena ada niat aja, tetapi juga karena ada kesempatan. Lubang pada kandang monyet itu memicu pikiran jahil kami. Kami beramai-ramai memungut daun-daun kering yang berguguran di sekitar jalan, daun-daun ini seakan mendukung pikiran jahil kami. Salah satu dari teman gue pun memberanikan diri untuk maju pertama. Di sodorkannya daun yang telah ia pungut ke mulut lobang. Sang monyet yang bodoh (ya iyalah bodoh, kalo pinter udah jadi insinyur) pun mempercayai bahwa itu adalah makanan untuknya. Disambarnya daun kering itu secepat kilat dari tangan temen gue dan di gigitnya dengan nafsu daun itu layaknya makanan. Temen gue pun menarik tangannya secepat mungkin agar tidak ikut tertarik oleh tangan si monyet. Seperti diterpa angin segar, gue dan temen gue yang lain ingin turut mencoba hal tersebut. Satu persatu kami maju bergiliran memberikan sang monyet "makanan". Berkali kali kami berikan makanan dan berkali kali monyet itu tertipu. Sampai pada saatnya tibalah giliran gue.

Gue pun melakukan hal yang sama seperti apa yang telah di lakukan oleh teman-teman gue sebelumnya. Satu-dua kali gue sukses menjalankan misi. Saat akan melancarkan tipuan ketiga gue pun teringat saat gue istirahat tadi gue membeli mainan monyet-monyetan. "Wah seru nih !" pikir gue. Gue pun mengambil monyet-monyetan dari dalam tas gue. Niat gue cuma mau ngerjain si monyet,dan jangan sampe mainan gue berhasil direbut si monyet. Tanpa pikir panjang gue langsung sodorkan mainan gue ke hadapan sang monyet. Tidak disangka, mainan gue berhasil di rebut sang monyet. Ternyata si monyet lebih hebat dari prasangka gue. Gue ga mau dikalahin monyet. Gue ambil lagi maenan monyet-monyetan gue yang berwarna merah (waktu itu gue beli dua, yang satu warna biru, yang satu warna merah). Gue pun bersiap, kali ini mainan gue ga boleh kerebut lagi.

HAP! Gue acungkan maenan gue ke hadapan si monyet. Mungkin di sinilah puncak amarah si monyet. Monyet itu berhasil merebut mainan beserta tangan pemiliknya. WOW. Ditariknya tangan gue ke hadapannya, dan pada saat itulah luka cakaran di tangan gue terbentuk. Lalu si monyet pun melanjutkan dengan menggigit tangan gue. KRAUK !. Terasa seperti itu bunyinya. Dengan lunglai gue tarik tangan gue dari dalam kandang. Gue taro tangan gue di atas jalanan. Darah segar pun keluar deras dari pembuluh darah di tangan kanan gue dan merahnya memenuhi hampir seluruh lebar jalan gang. Teman-teman gue hanya bisa terpana melihat kebodohan gue. Mereka melihat gue dari jauh dan tidak berani mendekat ke gue. Mungkin mereka agak panik. Beberapa dari mereka berpencar mencari pertolongan dan gue hanya bisa tersungkur di tengah jalan sambil memegangi tangan. Di saat teman-teman gue berpencar, lewatlah tukang jamu besepeda. Lalu seraya lewat di samping gue dia bertanya "kenapa de, jatoh ya?" dan berlalu begitu saja tanpa memberikan pertolongan.

Bak pangeran berkuda poni, muncullah om jemputan gue di ujung jalan. Melihat keadaan gue seperti itu om jemputan gue langsung lari menuju gue. Di gendongnya gue dengan kedua tangannya. Dibawanya gue lari ke klinik terdekat. Sesampainya klinik gue pun di tidurkan di atas ranjang praktik. Seseorang berkostom putih pun masuk ke ruang praktik dan membuat gue menjadi tidak tenang. Kenapa? karena dia bilang " Maaf pak, di sini tidak bisa menanggulangi kasus seperti ini. Lebih baik di bawa ke tempat pelayanan kesehatan yang lain saja". Om jemputan gue dengan sedikit kesal kembali menggendong gue. Dan di bawanya lagi gue sambil berlari menuju tempat yang diprediksi bisa memberikan pertolongan kepada gue. Sekali lagi, tempat yang gue dan om jemputan gue datangi lagi-lagi tidak bisa menanggulangi kasus kaya gini. Sampai pada akhirnya, gue dibawa ke RSUD bekasi. Alhamdulillah di sana gue mendapat pertolongan pertama. huh.

Beberapa hari kemudian gue, ade gue, nyokap dan bokap pergi ke rumah sang empunya monyet. Di sana kami mengorek informasi apakah sang monyet mengidap penyakit rabies. Orang tua gue menanyakan hal itu berdasarkan dari statement dokter yang mengurus gue. Kata dokter , kalau monyet yang menggigit gue punya penyakit rabies, maka umur gue akan sama dengan sang monyet. Mengapa begitu? Soalnya virus rabies yang ada di tubuh sang monyet memiliki masa infeksi yang sama dengan tubuh gue. Oh My God!. Alhamdulillah ternyata sang monyet tidak terjangkit rabies dan gue pun masih bisa menjalani kehidupan gue sampai sekarang. Terakhir gue dapet kabar bahwa monyet tersebut telah di tembak mati oleh majikannya. Entah apa alasannya.

Ya, di balik setiap kejadian dalam hidup kita, tentu kita dapat mengambil hikmahnya. Hikmah dari kejadian yang gue pernah alami ini salah satunya adalah gue jadi punya tanda yang bisa membedakan gue dengan orang yang mirip dengan gue. Paling engga nyokap gue ga usah bingung untuk mengenali yang mana gue dan yang mana orang apabila bertemu dengan orang bermuka panjang seperti gue. Hehe

Dan di akhir postingan ini gue mau memberitahukan suatu hal kepada kalian semua. Ternyata si majikan adalah seorang ilmuwan yang sedang mengembangkan formula super human di tubuh monyet tersebut. Namanya Atomic Flereaction Super Human Formula. Seperti yang sudah dialami oleh Peter Parker (spiderman), di dalam DNA gue kini sudah terdapat potongan DNA manusia super. Dan gue adalah ..........MONKEY MAN. HAHAHAHAHAA. (bagian ini mohon jangan ada yang percaya ya.... :D )

Remaja Berjustifikasi

Masa muda emang masa yang pantang buat disiasiakan. Pantang disiasiakan di sini memiliki berbagai arti di pandangan berbagai remaja. Sebagian remaja mengartikan "pantang disiasiakan" dengan memanfaatkan masa muda mereka dengan mengoleksi bekal yang banyak untuk hari depan mereka. Mereka pantang menyia-nyiakan kesempatan masa muda mereka yang hanya datang sekali seumur hidup itu dengan bermalas malasan, berfoya-foya, bersenang-senang dan lain sebagainya. Mereka mengisi masa muda mereka dengan belajar segiat-giatnya, atau beribadah serajin-rajinnya.

Namun sebaliknya sebagian yang lain mengartikan "pantang disiasiakan" dengan mengisi masa remaja mereka dengan berfoya-foya, bersenang-senang, bermaksiat, dan lain sebagainya. Mereka berfilosofi bahwa masa muda memang masa yang sudah seharusnya diisi dengan kesenangan tanpa beban pikiran. Masalah tobat belakangan. Golongan remaja yang ini memang merasa hidup seribu tahun. Dari interpretasi yang kedua inilah banyak remaja yang sukses berjustifikasi.

hebat bukan? 1 frasa memiliki 2 arti yang sangat bertolak belakang.

Tidak sedikit remaja yang memiliki pandangan " lebih baik jadi mantan preman daripada mantan ustaz". Memang tidak ada yang salah dari ideologi ini, benar bahkan. Namun ini lagi-lagi bisa disalahgunakan. Ideologi ini bisa menjadi dasar segala prilaku menyimpang di kalangan anak muda. Dengan ideologi ini remaja bisa memberikan statemen " ah gampang tobat mah, masi muda santai aje, seneng-seneng dulu. Tobatnya entar aje pas uda tua. Mending jadi mantan preman kan daripada mantan ustaz". Gue yakin pake akal sehat aja uda bisa menjawab justifikasi ini. Iya kalo matinya pas jadi mantan reman. Nah kalo masi jadi reman gmane? Pasti orang-orang juga uda pade tau lah kalo kematian bakalan dateng kapan aje. Ga peduli orang masi muda, udah tua, umurnya nanggung, ga peduli. Hal ini kan uda jadi masalah umum.

Ya untuk gue sendiri, ga masalah lah ga rajin-rajin amat belajar. Tapi gue ga mau ngisi masa muda dengan hal yang negatif. Gue posting ini bukan bermaksud untuk menggurui atau apalah. Kalo ada yang tersadar ya Alhamdulillah. Tapi tujuan utama ya tetep buat gue sendiri. Buat ngingetin gue kalo lagi di persimpangan iman.

Jumat, 13 November 2009

Sebuah Alternatif Tips Untuk Menghilangkan Perkataan Kotor Dari Mulut Kita

Dewasa ini perkataan kotor bukan lagi hal yang tabu untuk dilontarkan orang-orang. Dari anak orang gede sampe bocah kecil sekalipun sudah menjadi suatu kewajaran kalau perkataan kotor mereka lontarkan saat keseharian mereka. Saat kaget, saat ngobrol, saat bercanda, dan saat-saat lainnya. Jujur gue sampai saat ini belum bisa memusnahkan semusnah musnahnya perkataan kotor dari mulut gue. Sampai hari ini gue masih mencoba untuk menghilangkannya perlahan lahan.

Menurut pengamatan gue, ada sekitar 3 faktor yang mempengaruhi dan memotivasi seseorang berkata kotor. Yang pertama adalah faktor ingin terlihat jantan, macho, sangar, keren dan berani. Yang kedua adalah faktor melampiaskan kekesalan (saat mendapat musibah, ujian atau pas dikagetin). Dan faktor yang terakhir adalah faktor kebiasaan. Menurut gue faktor kebiasaan ini adalah faktor akibat dari dua faktor sebelumnya. Jadi awalnya beberapa orang termotivasi dengan dua faktor yang pertama. Namun karena terlalu intens melakukannya, motivasi orang tersebut akan berubah menjadi faktor krbiasaan. Nah kalo lo uda sampe di fase faktor kebiasaan, maka lo bakal dapet masalah buat ngilangin kebiasaan lo.

Nah pada postingan gue kali ini, gue mau share sebuah metode alternatif untuk paling tidak mengurangi perilaku ini. Yaitu mengganti kata kasar yang spontan keluar dari mulut lo dengan benda-benda yang ada di sekitar kita atau istilah-istilah tapi tidak mnegandung konotasi negatif pada maknanya. Misalnya kalo lo kaget lo bakal tereak " T*I " maka lo coba merubah kata sumpah serapah itu menjadi " Sajadah ". Ato pas lo lagi kesel dengan seeseorang " dompet lo"!.

Lo bisa melontarkan kata yang kata yang sesuai dengan hobi lo. Atau yang sesuai dengan karakteristik yang lo inginkan . Misalnya lo ingin terlihat seperti ahli sains maka lo bisa melontarkan kata seperti " mimentum", atau "fluks magnetik". Kalo lo pengen terlihat sebagai ahli ekonomi lo bisa bilang " inflasi" atau "devisa". Atau lo juga bisa ganti dengan kata buatan lo sendiri.

Tapi yang paling bener si emang mengganti kata kotor dengan asma-asma Allah. Ya seengga engganya kita bisa mengurangi kata-kata kotor dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang awalnya akan terasa susah. Tapi selanjutnya lo bakal mendapat hasilnya. Metode ini pernah gue terapkan saat smp. Dengan melontarkan kata sesuai kondisi. Saat kaget gue lontarkan Astaghfirullah. Saat kesel gue lontarkan kata benda yang bersahabat seperti rautan, badut, ventilasi. Tapi memang terkadang gue suka lupa ngeganti kata kotornya dan keceplosan. Namun gue berusaha untuk memperbaikinya. Mudah mudahan ini bisa bermanfaat. Dan postingan ini juga sebagai ajang pengingat diri gue sendiri.

Kamis, 03 September 2009

Namaku Taufiqul Hafizh

Nama gue Taufiqul Hafizh. Biasa dipanggil Hafizh. Yang menimbulkan masalah bukan nama belakang gue. Nama depan gue lah yang sering membuat lidah orang yang menyebutnya jadi keserimpet. Ya kata yang diambil oleh nyokap gue dari bahasa arab ini sering salah di sebut orang dari berbagai kalangan. Beberapa orang salah menyebutkan nama gue menjadi "Taufaqul". Tapi itu tu ga terlalu sering kesebut orang. Yang paling sering dan paling fatal adalah orang menyebut nama gue jadi "Taifuqul". Itu "nama salah sebut" gue yang paling ga enak. Soalnya diawali dengan sepotong kata "Tai" di depannya. Ga etis bangetlah nama orang "tai". Apalagi kalo "nama salah sebut" gue yang ke dua itu mengudara lewat interkom atau speaker. Uduh itu mah bener-bener ga enakin gue banget.
Gue gak terlalu heran kalo yang salah nyebut tu orang yang ga terlalu akrab dengan lafadz arab. Tapi yang bikin gue miris beberpa orang yang gue tau jago bahasa arab. Ya seengga-engganya tau lah dalam bahasa arab mana ada sih kata "Taufuqul" atau "Taifukul". Oke lah kalo lidahnya mungkin lagi keserimpet. Tapi ada satu kejadian yang menurut gue ga oke banget dilakukan oleh seorang jago arab. Jadi waktu gue kelas satu semester dua setiap kasur santri akan ditempelkan kertas yang bertuliskan namanya masing-masing dan di laminating dengan rapih . Kertas yang berisikan nama masing masing itu dibagikan oleh kesekertariatan asrama yang gue tau betul jago bahasa arab. Gue kaget banget setelah liat nama yang seharusnya bertuliskan "Taufiqul Hafizh" bertransformasi dan bereinkarnasi menjadi "Taifukul Hafizh". Wedan bangetkan. Alhasil gue pun embalikan lembaran mengagetkan itu dan menuliskan nama gue lagi secara manual dengan menggunakan spidol marker. Barulah gue tempelkan dengan tenang. Ternyata ketenangan gue yang berlangsung lama. Temen-temen gue yang ngeliat lembaran nama gue yang ga biasa pun jadi penasaran dan nanya sama gue. " Kenapa lo balik pis?". Gue hanya bisa menjawab " Ngga cuma salah tulis". Untuk beberapa temen gue, jawaban itu cukup ampuh untuk mengobati rasa penasaran mereka. Tapi buat beberapa temen gue yang memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi, jawaban itu ngga ngepek banget. Alhasil dibongkarlah lembaran nama sintetis gue dan terpampanglah kata "Taifuqul ". Dan,. tarraaa,. temen gue langsumg ketawa ngakak terbahak.
Tapi tenang semua yang salah nyebutin nama gue atau men-type nama gue secara gak sengaja, gue udah maapin. Cuma gue harap dengan gue mem-posting tulisan ini orang-orang yang menyebut nama gue akan semakin berkurang. Amiin

Sabtu, 29 Agustus 2009

sebenernya gue apa mereka si? hha

Awal bulan puasa kemaren gue bubar (buka bersama.red). Biasanya kalo ada bubar tu cuma anak Al Bayan aja yang ikut, tapi kali ini ada tiga cewe yang ikut dalam pasukan Al Bayan. Jadi total ada sekitar 13 orang yang ikut dalam bubar ini . Pertama gue denger ada 3 cewe yang ikut, gue langsung was-was . Takut ntar gue step mendadak lah, gugup lah. Biasa didikan pesantren 6 tahun jarang ketemu cewe. Sekalinya ketemu langsung gagap. Hha. Cuma satu yang familiar sama gue. Yaitu adenya temen gue. Kalo dia sih uda sering jalan bareng sama anak Al Bayan. Jadinya gue udah terbiasa, ga epilepsi mendadak lagi. hha

Dua cewe lainnya yang ikut adalah temennya skot(temen gue) , dan sepupunya bruno,(temen gue juga). Yang jadi kontroversi di sini adalah sepupunya bruno, kita samarkan namanya menjadi juminten. Si Juminten ini memang orangnya supel dan asik.Dengan mudah Juminten dapat membaur, bercanda dan akrab dengan semua pasukan Albayan plus 2 cewe lainnya. Termasuk gue yang biasanya gugup kalo ngobrol sama cewe (pengecualian ibu, nenek, tante dan sanak sodara gue yang lainnya).

Esoknya gue dan kawan-kawan berkumpul di salah satu rumah temen gue untuk kembali ke Al Bayan. Rupanya teman-teman gue yang kemarin ikut bubar menyadari kondisi gue yang janggal dan berbeda . Gue bisa ngobrol sama cewe tanpa epilepsi. padahal itu mah karena si Jumintennya aja yang asik. Mungkin kondisi ini menjadi sesuatu yang amazing bagi temen-temen gw. Karena kebetulan gue sering ngobrolnya sama Juminten jadilah gue di ceng-cengin (bener ga si tulisannya?) sama juminten oleh temen-temen gue. Padahal waktu itu gue biasa biasa aja. Gue menyangkal dengan segala argumen yang gue punya. Tapi tetep aja mereka serang.

Bukan di situ letak menariknya kawan. Yang menarik adalah yang satu ini. Menurut pengamatan gue saat gue mulai di ceng-cengin reaksi fisik teman-teman gue yang kenal siapa juminten (kecuali sepupunya,bruno) berubah saat mendengarkan gue di ceng-cengin. Kronologis nya begini. Pertama mendengarkan wajah orang tersebut akan menyiratkan ekspresi setengah heran lalu cengok sebentar, berfikir, muncul kecemburuan, muncul rasa sesal "kenapa bukan gue aja yang di cengin" dan tak lama kemudian ikut berkecimpung dalam ngeceng-cengin gue. Sesekali memberi dukungan seperti :

"ayo Pis, lo pasti bisa orang kemarin aja dia maunya duduk sama lo, Gue tawarin di samping gue ga mau"
padahal emang si Juminten mau sama tempat duduknya bukan sama guenya. hha

trus

"Ayo pis, kemarin lo keliatannya pewe banget"
Itu mah emang karena anaknya asik. Toh yang sebenernya ngerasa pewe bukan gue doang. Gue yakin yang ngomong lebih ngerasa pewe.

dan masi banyak lagi kalimat motivasi.

Hal lain yang gue amati. Adalah berbagai ekspresi kecemburuan.

Jenis yang pertama, sehabis melancarkan "serangan" wajah orang ini akan sedikit terlihat memerah mungkin karena malu atau cemburu. Lalu di tutupi oleh senyum, ketawa, celetukan bercanda, bahkan tawa yang terbahak. Hipotesis gue semakin terbahak semakin terbakar.

Jenis yang kedua, Indikasi awalnya sama, akan muncul ekspresi wajah yang sama seperti di jenis yang pertama. Hanya saja tidak ditutupi dengan gelak tawa. Melainkan dengan melancarkan kata kata dukungan seperti yang gue contohkan di atas. Terkadang mengatakan kata yang mengandung makna tersirat "lebih pantes si Juminten ma gue" seperti:

"dia sms gue kok tapi ga gue bales"
kenapa dia berkata seperti itu : karena gue di sms juga tapi gue bales.
efek dari kata tersebut: Di dalam otak gue terasa seperti ada teriakan " Bego. Lagian lo bales, lo keliatan kaya cowo murahan brur"

"gue aja yang pertama kali ngobrol ma dia ga sedeket lo"
kenapa dia berkata seperti itu: mungkin menurut dia, dialah yang pertama ngobrol sama si Juminten (padahal ngga juga).
efek dari kata tersebut: terdengar cemoohan di dalam otak gue. "lo tu cupu ngomong duluan aja ga bisa"

sebenernya masi banyak lagi kalimatnya. Kebanyakan uda lupa.

Jenis orang ketiga, tipe yang diam menghanyutkan. Jarang ikut berkecimpung tapi wajahnya terindikasi seperti jenis orang pertama.

itulah beberapa yang bisa gue amati.

Jadi dari kasus ini kita bisa menyimpulkan bahwa terkadang orang salah mengekspresikan ketidak jujuran perasaan. Kalau tidak jujur lantas menyimpannya sendiri (gue banget nih) mungkin tidak terlalu berakibat. Tapi untuk kasus ini perasaan yang dirasakan dilimpahkan kepada orang. Istilahnya main lempar ati. hha

mungkin tulisan gue terkesan sotoy. Tapi ini ga menutup kemungkinan kalau temen-temen gue benar-benar merasakan hal ini.

Untuk temen-temen gue:

marilah jangan saling melempar. Jujurlah, dan kejarlah impianmu nak. Kalau kau mau pasti dapet de..

kalau mau tanya-tanya, protes, menyangkal langsung ngobrol sama gue aja.

mohon maaf bila banyak kesalahan. Ini hanya ungkapan hati yang terpendam dan laporan hasil penelitian gue (mungkin ini bisa jadi Karya Tulis Ilmiah hha). Demi Allah. Sama sekali ga ada rasa untuk membangkitkan permusuhan. Gue yakin kalian bercanda.
hha. piss men.

nb: kasus ni berbeda dengan ngeceng cengin orang yang sudah jelas mengincar objek. O iya buat yang masi bingung apa itu ceng-cengan. ceng-cengan itu sama kaya godain kaya gini " Cie apiis lagi seneng nii "

berusaha untuk menjauh dengan sesuatu yang susah dijauhi.

Uda sekitar 2 tahunan lebih gue ga bergelut dengan yang namanya "cinta" ("cinta" yang gue maksudkan di sini adalah cintannya muda-mudi hha) . Gue punya banyak alasan kenapa gue menjauhi yang namanya "cinta". Mungkin gua bisa paparkan di sini beberapa. Yang pertama alasan lokasi dimana gue bermukim sekarang yaitu SMA Pesantren Unggul Albayan yang selalu menuntut gue untuk bisa mengejar pelajaran yang bejibun naujubile dengan cepat. Kalo gw bokinan (pacaran.red) bisa buyar konsentrasi gw. Semenjak gue di Albayan pengeluaran gue juga jadi membengkak karena banyak hal dari mulai jajan-jajan, nge-net tiap minggu, sampe urusan sekolah. Ga kebayang gimana kalau gue bokinan, beuh bisa mati kelaperan dompet gue. Pengeluaran jadi banyak di alihkan buat nelpon, beli hadiah, ketemuan dll. Bukannya gue pelit atau ga mau rugi. Masalahnya gue ada di pesantren yang jau dari dompet ortu gue. Sekali duit gue abis, jadilah gue menggelandang di Albayan. Kalo gue maksain buat jajan, kas bon lah yang jadi penyelamat gue. Walau itu juga kudu gue bayar bulan depan. Gali lobang tutup lobang dah.
Alesan yang paling kongkrit adalah soal fisik gw. Gue adalah penderita kelainan rahang Malocclusion Skeletal Class III (untuk keterangan lebih lanjut tentang kelainan ini nanti gue jelasin di postingan yang berikutnya, soalnya kepanjangan hha). Itu yang membuat gue sering ga PD. Kenapa gue mulai ga PDnya pas gue SMA. Karena kelainan ini pada awalnya ga begitu terlihat ekstrem. Waktu gue SD muka gw ga terlalu cekung soalnya dagunya belum maju terlalu jauh. Pas SMP uda mulai dagu gue maju dengan liar. Jadilah pas SMA dagu gue begini. hha. Tapi masalah ini gue uda coba konsultasiin ma dokter orthodonthic dan gue sekarang sedang menjalani terapinya dengan menggunakan kawat gigi khusus. Doain bisa cepet sembuh ye.
Alesan yang lainnya adalah soal mendapatkan istri. Istri yang sholehah untuk suami yang sholeh. Gue mencoba untuk menanamkan konsep itu di dalam sanubari gue (jah bahasanye). Apalagi semenjak gue baca Ketika Cinta Bertasbih. Beu. Pengen banget gue punya istri kaya Anna Althafunnisa. Hha. Tapi konsep ini belum tertanam begitu dalam, mengingat gue juga masih remaja. Masa-masa di mana para remaja bergelut dengan "cinta". gue masi mencoba untuk memantapkannya lagi. Dan di sinilah fisik gue berperan. Ketidak PD-an ini yang membantu gue untuk melupakan pacar-pacaran hha. Karena gue berpikir "emang ada yang mau ma si muka panjang?" Hhha.
Itu dia kenapa gue berusaha uantuk ga pengen pacaran. Lokasi, Fisik (ini yang paling mendominasi di antara yang lainnya), dan Akidah (suatu saat ini yang akan mendominasi).


*kenapa kata "cinta". gue selalu tulis dengan kutip? Soalnya menurut gue "cinta" remaja sekarang lebih di dominasi oleh nafsu. Jadi nafsu yang di selubungi "cinta". Gw akui cinta yang sebenernya itu murni, suci, bersih dll. Dan cinta yang paling bersih, murni, suci itu adalah cinta kepada Allah.

Sabtu, 08 Agustus 2009

mencoba membuat blog

oke,. hari ini mungkin bakal jadi hari yang bersejarah bagi gw. Soalnya, HARI INI GW BUAT BLOG BRUR,. YYEEEYY..,

Ini adalah postingan pertama gw dalam 17 tahun terakhir (sekedar tau aja umur gw sekarang 17). Wow. Sebenernya uda lama gw pengen bikin blog. Karena gw bingung apa nama yang cocok buat blog gw jadinya niat itu sering gw urungkan . Dan hari ini, hari Ahad, tanggal 9 agustus gw memutuskan untuk membuat blog dengan nama yang seadanya. Profesorpazel. Nama yang kelak akan diingat banyak orang. Nama yang akan mengalahkan tenarnya volcom, spderbilt, de ka ka. Nama itu emang gw siapkan sebagai merk dagang clothing factory gw kelak ya doain aja bisa terwujud deh .
Salah seorang guru gw pernah bilang kalo jaman sekarang nyari kerja uda kagak jaman diwawancara tentang curiculum vitae. Sang penguji dari perusahaan yang bersangkutan bakal minta ke kita alamat blog yang kita punya. "katanya" dari blog itu pihak perusahaan bisa mengetahui karakteristik,visi,misi,motivasi,bahkan akhlak yang kita miliki. Kalo lo ga punya blog "katanya" uda pasti ga di terima. Mending lo ke laut aje de.,
Gw ga tau itu bener apa ngga. tapi yang pasti tujuan utama gw buat blog bukan untuk itu. Salah satu tujuan utama gw adalah melatih sudut sastra di dalam diri gw. Melatih gw untuk bisa menyusun kata kata yang enak dibaca, melatih tangan gw untuk mengetik lebih cepat, dan masi banyak lagi. Yup. mungkin segitu dulu postingan gw.

astalavista beibeh wassalam