Awal bulan puasa kemaren gue bubar (buka bersama.red). Biasanya kalo ada bubar tu cuma anak Al Bayan aja yang ikut, tapi kali ini ada tiga cewe yang ikut dalam pasukan Al Bayan. Jadi total ada sekitar 13 orang yang ikut dalam bubar ini . Pertama gue denger ada 3 cewe yang ikut, gue langsung was-was . Takut ntar gue step mendadak lah, gugup lah. Biasa didikan pesantren 6 tahun jarang ketemu cewe. Sekalinya ketemu langsung gagap. Hha. Cuma satu yang familiar sama gue. Yaitu adenya temen gue. Kalo dia sih uda sering jalan bareng sama anak Al Bayan. Jadinya gue udah terbiasa, ga epilepsi mendadak lagi. hha
Dua cewe lainnya yang ikut adalah temennya skot(temen gue) , dan sepupunya bruno,(temen gue juga). Yang jadi kontroversi di sini adalah sepupunya bruno, kita samarkan namanya menjadi juminten. Si Juminten ini memang orangnya supel dan asik.Dengan mudah Juminten dapat membaur, bercanda dan akrab dengan semua pasukan Albayan plus 2 cewe lainnya. Termasuk gue yang biasanya gugup kalo ngobrol sama cewe (pengecualian ibu, nenek, tante dan sanak sodara gue yang lainnya).
Esoknya gue dan kawan-kawan berkumpul di salah satu rumah temen gue untuk kembali ke Al Bayan. Rupanya teman-teman gue yang kemarin ikut bubar menyadari kondisi gue yang janggal dan berbeda . Gue bisa ngobrol sama cewe tanpa epilepsi. padahal itu mah karena si Jumintennya aja yang asik. Mungkin kondisi ini menjadi sesuatu yang amazing bagi temen-temen gw. Karena kebetulan gue sering ngobrolnya sama Juminten jadilah gue di ceng-cengin (bener ga si tulisannya?) sama juminten oleh temen-temen gue. Padahal waktu itu gue biasa biasa aja. Gue menyangkal dengan segala argumen yang gue punya. Tapi tetep aja mereka serang.
Bukan di situ letak menariknya kawan. Yang menarik adalah yang satu ini. Menurut pengamatan gue saat gue mulai di ceng-cengin reaksi fisik teman-teman gue yang kenal siapa juminten (kecuali sepupunya,bruno) berubah saat mendengarkan gue di ceng-cengin. Kronologis nya begini. Pertama mendengarkan wajah orang tersebut akan menyiratkan ekspresi setengah heran lalu cengok sebentar, berfikir, muncul kecemburuan, muncul rasa sesal "kenapa bukan gue aja yang di cengin" dan tak lama kemudian ikut berkecimpung dalam ngeceng-cengin gue. Sesekali memberi dukungan seperti :
"ayo Pis, lo pasti bisa orang kemarin aja dia maunya duduk sama lo, Gue tawarin di samping gue ga mau"
padahal emang si Juminten mau sama tempat duduknya bukan sama guenya. hha
trus
"Ayo pis, kemarin lo keliatannya pewe banget"
Itu mah emang karena anaknya asik. Toh yang sebenernya ngerasa pewe bukan gue doang. Gue yakin yang ngomong lebih ngerasa pewe.
dan masi banyak lagi kalimat motivasi.
Hal lain yang gue amati. Adalah berbagai ekspresi kecemburuan.
Jenis yang pertama, sehabis melancarkan "serangan" wajah orang ini akan sedikit terlihat memerah mungkin karena malu atau cemburu. Lalu di tutupi oleh senyum, ketawa, celetukan bercanda, bahkan tawa yang terbahak. Hipotesis gue semakin terbahak semakin terbakar.
Jenis yang kedua, Indikasi awalnya sama, akan muncul ekspresi wajah yang sama seperti di jenis yang pertama. Hanya saja tidak ditutupi dengan gelak tawa. Melainkan dengan melancarkan kata kata dukungan seperti yang gue contohkan di atas. Terkadang mengatakan kata yang mengandung makna tersirat "lebih pantes si Juminten ma gue" seperti:
"dia sms gue kok tapi ga gue bales"
kenapa dia berkata seperti itu : karena gue di sms juga tapi gue bales.
efek dari kata tersebut: Di dalam otak gue terasa seperti ada teriakan " Bego. Lagian lo bales, lo keliatan kaya cowo murahan brur"
"gue aja yang pertama kali ngobrol ma dia ga sedeket lo"
kenapa dia berkata seperti itu: mungkin menurut dia, dialah yang pertama ngobrol sama si Juminten (padahal ngga juga).
efek dari kata tersebut: terdengar cemoohan di dalam otak gue. "lo tu cupu ngomong duluan aja ga bisa"
sebenernya masi banyak lagi kalimatnya. Kebanyakan uda lupa.
Jenis orang ketiga, tipe yang diam menghanyutkan. Jarang ikut berkecimpung tapi wajahnya terindikasi seperti jenis orang pertama.
itulah beberapa yang bisa gue amati.
Jadi dari kasus ini kita bisa menyimpulkan bahwa terkadang orang salah mengekspresikan ketidak jujuran perasaan. Kalau tidak jujur lantas menyimpannya sendiri (gue banget nih) mungkin tidak terlalu berakibat. Tapi untuk kasus ini perasaan yang dirasakan dilimpahkan kepada orang. Istilahnya main lempar ati. hha
mungkin tulisan gue terkesan sotoy. Tapi ini ga menutup kemungkinan kalau temen-temen gue benar-benar merasakan hal ini.
Untuk temen-temen gue:
marilah jangan saling melempar. Jujurlah, dan kejarlah impianmu nak. Kalau kau mau pasti dapet de..
kalau mau tanya-tanya, protes, menyangkal langsung ngobrol sama gue aja.
mohon maaf bila banyak kesalahan. Ini hanya ungkapan hati yang terpendam dan laporan hasil penelitian gue (mungkin ini bisa jadi Karya Tulis Ilmiah hha). Demi Allah. Sama sekali ga ada rasa untuk membangkitkan permusuhan. Gue yakin kalian bercanda.
hha. piss men.
nb: kasus ni berbeda dengan ngeceng cengin orang yang sudah jelas mengincar objek. O iya buat yang masi bingung apa itu ceng-cengan. ceng-cengan itu sama kaya godain kaya gini " Cie apiis lagi seneng nii "
Sabtu, 29 Agustus 2009
sebenernya gue apa mereka si? hha
Diposting oleh fizzy di 20.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar