dari masih gue piyik (kecil.red) gue emang udah demen sama kegiatan tulis menulis. Tulisan gue mungkin tidak sesuai dengan kaidah sastra yang baik dan benar. Gue ga tau harus memakai kaidah apa prosedur yang bagaimana. Yang gue tau hanyalah apa yang ada dalam sel serebelum di otak gue ini apa yang ada di benak yang terkubur pendam gue tuangkan dan gue jadikan tulisan sebagai baskom aspirasi gue ini. ini adalah salah satu tulisan gue yang gue buat seperti kestanan saat gue sedang (yang anak remaja sekarang sering sebut) galau.
Hanya Dapat Menunggu Jek Dalam Kotak
Hari membisu lagi-lagi menyapaku tadi. Aku tak sempat berhenti sebentar, dan menoleh untuk membalas sapaan hangatnya di pagi buta. Kini aku hanya terpaku selubung kegelapan, sebuah kabut tebal yang membuat kita menebak ada apa di sekeliling indra kita. Yah aku memang sangat suka kejutan dari dulu. Kabut ini tak tertebak dan penuh kejutan. Selalu aku mengira namun ternyata berbeda dan mengejutkan. Ini membuatku gembira dalam raba. Bingung memang tulisan ini terpatri begitusaja dalam siluet lintasan persepsi otak yang ingin mencoba menggoreskan sastra dalam semesta. Tak tahu apa ini adalah sastra, persetan! Yang penting tangan ini terlampiaskan emosi aspirasi benak yang menggumpal dan nyaris membusuk sekian abad lamanya. Yah di dalam sebuah kotak hitam ini aku menggoreskan untaian prosa mungkin juga bukan yang takjelas apa lagi bisa dibilang beraturan pun tidak. Hahaha. Yah cuma ingin menuliskan, melampiaskan, mengharmonisasikan, menyeimbangkan semua hasrat yang berkerak di dinding perapian nadi yang lama tak berkobar.
Depok, saat kalkulus berkoar.
Rabu, 15 Desember 2010
jiwa ini memberontak ingin keluar lagi kawan.
Diposting oleh fizzy di 21.26 1 komentar
Jumat, 03 Desember 2010
Dari Al Bayan sampai ke Universitas Indonesia
yooo yooo yooo. lama saya tidak berposting lagi. mungkin sudah sekitar 4 bulan lebih gue tidak memuntahkan unek-unek kehidupan ke lembaran-lembaran kertas maya ini. Sedikit banyak kegiatan menulis ini sudah mempengaruhi daya pikir dan cara penuturan cerita gue dalam dunia tulis menulis. Kalo boleh jujur gue super sangat senang menulis dan menuangkan apa yang ada di dalam pikiran gue ke dalam runtutan kata. Dengan berkurangnya kesempatan saya menulis seperti sekarang ini gue jadi jarang mau berpikir dan mengkritisi fenomena yang terjadi di tubuh-tubuh remaja yang jaman sekarang beken disebut "labil".
Gue adalah orang yang berprinsip. Sebelum gue menentukan apa prinsip hidup gue, gue selalu berpikir dan mencari sebetulnya apa ideologi yang seharusnya gue pegang sampai akhir hayat nanti. Masalah prinsip ini seringkali diabaikan oleh kebanyakan darah muda yang ada. Padahal prinsip ini adalah sebagai pembeda kita dengan orang lain. Dimana saat orang melakukan sesuatu yang menurut kita salah kita bisa menjadi diri sendiri untuk tidak sekedar "ikut-ikutan" dalam berbagai kegiatan yang dianggap "keren", "gaul", "Funky" atau apalah itu. Dan dengan prinsip juga kita tidak sekedar menolak ajakan, kita memiliki alasan mengapa kita tidak mengikuti hal tersebut.
Sepanjang perjalanan kehidupan gue sampai sekarang ini, gue udah bertemu dengan berbagai situasi yang menghimpit jati diri muda saya. Disini gue dituntut untuk bisa menentukan jalan apa yang gue harus tempuh. Karena gue tau, sekarang gue bukan anak kecil lagi. Gue sudah harus bisa menentukan sikap dan temperatur kelakuan dalam diri. Membatasi diri dari berbagai hal yang negatif, dan mendongkrakan diri kepada hal yang positif. Dan gue pribadi berpendapat disaat gue berada di tengah-tengah orang yang melakukan sesuatu yang telah guejadikan sebuah batasan buat diri gue, dan gue tidak ikut dalam kegiatan tersebut adalah kebanggaan tersendiri buat gue. Be a different person. Gue sangat tertarik untuk menjadi seseorang yang berbeda. Tidak mainstream dan latah menurut begitu saja terhadap arus pergaulan yang pola nya sudah mengakar di dalam banyak tubuh darah-darah muda mudi saat ini. Mencoba menentukan untuk melakukan suatu hal dengan memepertimbangkannya dari berbagai aspek. Ya aspek "senang-senang" memang perlu. Namun jangan jadikan aspek tersebut orientasi dalam melakukan suatu hal. " Ah yang penting senaaaang, masih muda ini " begitulah kalimat justifikasi yang sangat populer dikalangan kita dari dulu sampai saat ini. Cobalah berpikir sesuatu dari aspek yang lebih berat, misalnya manfaat apa yang akan kita dapat, kerugian apa yang akan kita dapat, dan jangka waktu akibatnya pun harus dipertimbangkan lebih jauh. Biasanya akan ada efek domino, suatu akibat yang memiliki sebab dari akibat sebelumnya. Yah mungkin ini cuma unek unek spontan dari gue untuk malam ini. Jujur gue sangat plong setelah menuliskan deretan kata melalui keyboard warnet yang sudah belel ini. Tentu saja seperti biasa, tulisan ini hanya sebagai ajang penginga buat gue bila ada di persimpangan jalan bertebing yang begitu penuh dengan bisikan yang merayu untuk melompat keluar jalan dan jatuh ke jurang, bila ada yang tercerahkan Alhamdulillah. renungkanlah. Kita tidak akan mendapatkan hidayah bila kita tidak mencoba untuk menjemputnya, Wallahu A'lam Bishowab.
Diposting oleh fizzy di 08.47 0 komentar
Jumat, 07 Mei 2010
Jumat, 16 April 2010
Ternyata Memang Suudzan Itu Tidak Baik
Gue yakin, selain muslim yang benar-benar masa bodoh dengan islam, Seluruh muslim di dunia pasti pernah mendengar bahwa suudzan (berprasangka buruk) itu tidak baik. Begitu banyak ayat dan hadist yang menerangkan tentang kemudharatan suudzan dan anjuran untuk ber-husnudzan (berprasangka baik). Tapi apakah lo pernah mengalami sendiri dampak dari suudzan tersebut? Kalo gue pernah. Berikut kisahnya.
Pada tanggal 16 april hari selasa, teman gue mengirimkan pesan singkat ke gue yang mengabarkan bahwa pengumuman ujian tulis Universitas Gajah Mada sudah dapat diakses melalui website maupun sms. Gue yang kebetulan ikut berkecimpung dalam UTUL UGM tersebut pun ingin mengetahui nasib gue apakah di terima atau tidak. Tapi karena gue lagi di perjalanan (waktu itu gue ada di Lebak Bulus bersama bokap gue), gue ngga membawa kartu ujian yang nomor pesertanya dijadikan identitas saat login ke UGM-nya.
Nah, sistem penomoran peserta UTUL UGM ini berdasarkan program yang diikuti si peserta. Jadi, nomor peserta hanya akan dibedakan di bagian belakangnya saja. Asalkan satu pilihan program, nomor depan peserta akan sama dengan nomor depan peserta lainnya. Untungnya gue masih inget nomer belakang kartu ujian gue. Jadi gue memutuskan untuk menanyakan nomor depan peserta IPA ke temen gue yang ambil program IPA juga.
Sasaran gue yang pertama adalalah seorang temen yang gue ketahui dia memilih program IPA juga. kita samarkan namanya menjadi Joe. Gue sms die kira-kira begini bunyinya " jo, no depan peserta lo berape?". Setelah lama menunggu, Joe tidak kunjung membalas sms gue. Rasa kesal pun mulai berkecambah di hati gue. Selain karena rasa penasaran akan nasib gue, bukan kali ini aja si Joe ga ngejawab isi sms gue. Akhirnya, gue tuangkan protes gue lewat sms. Bunyinya kira-kira begini, " oy, percuma lo punya hp tapi ga pernah stanby. Sama aja ga guna, ga bisa berbagi berita". Gue berharap, Joe ini ngebaca sms gue dan memohon ampun karena kelalaiannya. Tapi sms gue pun lagi-lagi ga dijawab. WHOOSH. Makin super saiya aje gue.
Seperti kata pepatah, banyak jalan menuju roma, gue pun memakai alternatif lain, yaitu facebook. Gue tulis protes gue di wallnya hampir mirip dengan protes yang gue tumpahkan lewat sms .
Malam hari waktu indonesia bagian barat, setelah mengenyahkan keringat yang mulai mengerak hasil dari perjalanan siang hari tadi, gue berencana untuk berehat sambil mendengarkan musik di kamar gue. Karena gue ga punya mp3, gue pun memutuskan untuk menggunakan hape ade gue. Hape ade gue ini dulunya adalah hape gue. Kebetulan lagu-lagu yang dulu gue simpen belom dihapus dari memorinya. Gue pun menyalakan hape ade gue, dan muncullah gif orang salaman standar lambang nokia. Tiba-tiba hape itu pun bergetar menyiratkan dua buah sms telah diterima. Gue bingung, sel-sel otak gue pun berdiskusi, siapa ni yang sms ade gue pas ade gue masih di pesantren? aneh bener, temen-temennye kan masi sekola juga, ah palingan temen SD-nya.
Karena penasaran, gue lalu membuka sms itu. Bisakah lo menebak apa isi dari sms itu....? WOW, kedua sms ini nampak familiar di pikiran gue. Jelas lah, kedua sms itu adalah sms-sms yang gue tujukan kepada temen gue, Joe. Satu sms yang berisi pertanyaan tentang nomor peserta dan satu lagi sms yang berisi tentang protes gue. untuk lebih meyakinkan diri gue, gue pun membuka inbox di hape ade gue. Dan ternyata benar!! di sana terdapat sms-sms yang gue tujukan kepada Joe. Disinilah gue baru menyadari betapa buruknya ber-suudzan. Gue pun langsung meminta permohonan maaf di wall si Joe mengingat gue tadi mengirimkan protes lewat facebook. Astaghfirullah, peristiwa ini bakal menjadi pelajaran berharga buat gue.
Diposting oleh fizzy di 23.45 0 komentar
Senin, 12 April 2010
Ideologi Indie
Indie adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga remaja-remaja gahol. Saat mendengar kata indie pasti langsung terhubung dengan sebuah tema yaitu musik, musik indie. Apa sih indie itu? Nah di sini gue akan mencoba memaparkan apa itu indie. Walaupun gue 6 taon di pesantren, tapi dua tahun terakhir ini gue cukup intens berhubungan dengan orang orang yang mengerti bahkan bergelut di dunia indie.
Indie itu adalah independent yang berarti bebas, merdeka. Kalau kata indie diinterpretasikan pada bidang musik, berarti orang yang bergelut dalam musik indie tersebut menginginkan kebebasan dalam bermusik. Mereka tetap pada ideologi bermusik mereka, mempertahankan musikalitas yang mereka anut. Misalnya sang musisi memegang teguh musik reggae, maka mereka akan masa bodo dengan selera pasar. Mereka akan teguh pada pendirian reggae mereka. Begitu juga dengan penganut musik metal, soul, blues dan lain sebagainya.
Dalam industri musik perlu ada kesesuaian antara karya sang musisi dengan selera pasar.Nah orang yang bertugas untuk menyesuaikan kedua hal tersebut adalah produser. Orang yang bergelut pada musik indie ini cenderung akan menghindari yang namanya produser. Makannya kebanyakan dari mereka ga mau bergabung dengan label-label tertentu, atau mereka membuat sendiri label sesuai dengan yang mereka inginkan. Kebayang dong betapa bangganya mereka bila sukses. Kalo gue sukses di musik indie gue juga bakal bangga banget. Kenapa? Soalnya mereka bisa bertahan melawan arus utama (mainstream) industri musik indonesia. Mereka bisa nunjukin kepada masyarakat bahwa mereka bisa berdiri sendiri tanpa harus diatur dan tanpa harus mengorbankan ideologi musik mereka.
Begitu kawan.
Istilah Indie ini bisa kita aktualisasikan ke dalam berbagai hal. Kalo gue lebih suka menghubungkan istilah indie ini dengan pergaulan sehari hari. Dan ideologi ini bisa menjadi sarana penyemangat buat gue mempertahankan ideologi gue sampai saat ini. Kalau gue perhatikan kebanyakan anak muda sekarang punya aktivitas yang nyaris seragam. Yah kita ambil contoh yang paling umum yaitu pacaran dan ngerokok. Atau yang lebih eksklusif dugem dan nokip (minum minuman keras). Nah hal-hal inilah yang gue jadikan patokan arus utama atau mainstream.
Apa yang dilakukan oleh penganut ideologi indie? Ya! melawan arus utama, melawan mainstream. Gue anggep pergaulan bebas yang banyak dilakukan oleh anak muda, hasutan setan, dan rayuan orang-orang adalah produser yang mengatur hidup hidup gue. Kalau hal-hal itu mulai menggaung di pikiran gue, gue langsung inget ideologi indie ini, gue harus melawan mainstream! Kalau orang yang bisa sukses pada musik indie akan merasakan kebanggaan yang luar biasa, maka gue juga akan berpikir bahwa kalo gue bisa sukses melawan mainstream ini gue akan merasakan kebanggaan yang sama. Janganlah berkecil hati atau merasa cupu kalau lo punya ideologi. Karena menurut gue kalo lo bisa bertahan, ya, lo adalah pemenang. Lagi pula beberapa teman gue juga pernah menuturkan bahwa kalo saat ini lo punya ideologi maka teman-teman di sekitar lo juga akan menghargai lo. So dont you worry bos. hhe.
Tapi, kalau suatu saat dunia berubah dan yang mendominasi adalah orang-orang yang tidak melakukan hal-hal yang gue sebutin diatas maka di sinilah sifat bijak lo harus di munculkan. Gue yakin lo tau lah yang benar dan yang salah. Ideologi ini hanya gue perlukan saat gue berkecil hati dan merasa cupu kalau gue ga ngikutin hal-hal itu. Ideologi indie inilah yang bikin gue jadi bersemangat, dan bikin gue masih merasa menjadi anak muda tanpa harus mengorbankan ideologi gue. Semoga ini bermanfaat sobat. Lagi lagi postingan ini gue maksudkan bukan untuk menggurui, posting ini hanya sebagai jalur aternatif atau bisa dibilang juga tips and trik . Dan tentu yang paling utama post ini adalah sebagai pengingat gue saat gue mulai rapuh.
Diposting oleh fizzy di 20.54 0 komentar
Label: mencoba berfilosofi
(SSP) Selingan Sebelum Posting
Halo halo halo. Udah lama nih gue ga nulis blog lagi. Hha. Ada kali sekitar 3 bulanan gue biarkan blog gue ini kelaperan tulisan-tulisan gue. Selain gue lagi ga punya ide buat nulis apaan, akhir-akhir ini gue juga disibukan oleh kesibukan yang pasti dialami oleh sebagian besar siswa kelas tiga SMA di Indonesia, yaitu UN, UAS, dan ujian masuk perguruan tinggi. Bagi kebanyakan siswa SMA di luar UN dan UAS bukanlah kendala yang cukup besar buat mereka hadapi. Karena sebagian dari mereka udah ada yang menjamin kelulusan UAN mereka. Ada oknum-oknum yang mem-backing kelancaran UAN mereka. Ya istilahnya "tim sukses" lah. Hhe.
Tapi tenang, kami di Al Bayan juga sudah ada yang siap memberikan pertolongan. Yang memberikan pertolongan ini bukan sembarangan. Yang memberikan pertolongan ini adalah zat yang ga bakal ada tandingannya, Maha Besar, Maha Kuasa. Dialah Allah yang telah memantau usaha kami dari awal sampai titik darah penghabisan. Yang telah memperhatikan kerja keras kami yang penuh butiran keringat. Yang telah mendengar rintihan doa kami setiap hari. Jatuh bangun kami jalani dengan sabar. Dan kami yakin Allah akan memberikan yang terbaik bagi kami. Yang terbaik itu bukan selalu yang kita inginkan, bukan selalu yang kita harapkan. Kita jangan menjadi sok tahu, karena Allah lah yang lebih tau apa yang terbaik buat kita. Serahkan semuanya kepada Allah. Pertolongan Allah ini juga akan turun buat mereka yang jujur, berdoa, dan bekerja keras di luar sana.
Diposting oleh fizzy di 19.56 0 komentar
Label: mencoba berfilosofi
Minggu, 15 November 2009
The Bite of Monkey
Sebagian besar orang pasti memiliki ciri khas pada diri mereka masing-masing, baik itu berupa tanda fisik maupun tingkah laku. Begitu juga gue. Dalam segi fisik gue punya ciri khas yang gue yakin pemiliknya sangat jarang ditemui. Bukan! bukan dagu gue sob, hha. Selain dagu yang seperti ini gue juga punya tanda berupa luka di tangan kanan gue. Luka yang bukan sembarang luka. Luka yang pernah gue dapatkan sepulang setelah gue mengemban tugas berjihad (belajar berjihad juga kan?) di sebuah tempat di bekasi. Luka yang gue dapatkan dengan bersimbah darah penuh keringat kenestapaan bercucuran bersama napas terengah menderu di rongga pulmonalis menuju alveolus tempat bertukar karbon dioksida dan oksigen yang keluar dari pori stomata tumbuhan sabana (apaan sih ?). Ya, EMPAT GIGITAN DAN SATU CAKARAN MONYET PERUMAHAN tergurat di tangan kanan gue sampai saat ini. haha.
Penasaran gimana gue bisa dapet luka kaya gini?
Gini sob, cerita ini terjadi saat gue masih kelas dua SD, dan saat itu gue masih bersekolah di SD gue yang pertama, SDN Nusantara (asal lo tau, gue pernah bersekolah di tiga macam SD). Ketika itu, setiap pulang sekolah gue selalu pulang dengan mobil jemputan, walaupun terkadang gue pernah ga naik jemputan karena pengen cabut ke suatu tempat bersama beberapa teman gue. Tapi waktu itu, sepulang sekolah gue berniat pulang dengan menggunakan jemputan. Alhasil setelah pulang sekolah gue langsung menuju TKP, tempat biasa mobil jemputan gue di parkir. Tapi ternyata setelah gue sampai di TKP mobil jemputan gue ngga ada. Sempat terpikir bahwa mobil itu telah dirampas Alien dan bumi sedang terancam dalam kepunahan (ngga deng). Setelah ditelisik, ternyata om jemputan gue agak telat datang ke sekolah karena ada beberapa urusan, jadi kami harus bersabar menunggu.
Setiap anak memiliki cara masing-masing buat menghabiskan waktu menunggu jemputan. Ada yang bercanda, kejar-kejaran, memainkan mainan yang sewaktu istirahat dibeli dari abang ager dan lain sebagainya. Kalau gue dan beberapa teman gue yang lain memilih menelusuri komplek perumahan di sekitar sekolah kami. Kami berjalan menelusuri jalan-jalan komplek sampai akhirnya kami menemukan suatu hal yang menarik. Sebuah kandang monyet beserta monyetnya. Kandang itu di letakan di dalam pagar dan menempel pada pagarnya, sehingga kami masih dapat menjangkau monyet tersebut. Pada pagarnya terdapat sebuah lubang yang terhubung pada kandang. Menurut prediksi gue lubang itu digunakan sebagai sarana orang-orang yang lewat untuk berbelas kasihan dan memberikan makanan kepada sang monyet.
Seperti kata bang napi, kejahatan bukan karena ada niat aja, tetapi juga karena ada kesempatan. Lubang pada kandang monyet itu memicu pikiran jahil kami. Kami beramai-ramai memungut daun-daun kering yang berguguran di sekitar jalan, daun-daun ini seakan mendukung pikiran jahil kami. Salah satu dari teman gue pun memberanikan diri untuk maju pertama. Di sodorkannya daun yang telah ia pungut ke mulut lobang. Sang monyet yang bodoh (ya iyalah bodoh, kalo pinter udah jadi insinyur) pun mempercayai bahwa itu adalah makanan untuknya. Disambarnya daun kering itu secepat kilat dari tangan temen gue dan di gigitnya dengan nafsu daun itu layaknya makanan. Temen gue pun menarik tangannya secepat mungkin agar tidak ikut tertarik oleh tangan si monyet. Seperti diterpa angin segar, gue dan temen gue yang lain ingin turut mencoba hal tersebut. Satu persatu kami maju bergiliran memberikan sang monyet "makanan". Berkali kali kami berikan makanan dan berkali kali monyet itu tertipu. Sampai pada saatnya tibalah giliran gue.
Gue pun melakukan hal yang sama seperti apa yang telah di lakukan oleh teman-teman gue sebelumnya. Satu-dua kali gue sukses menjalankan misi. Saat akan melancarkan tipuan ketiga gue pun teringat saat gue istirahat tadi gue membeli mainan monyet-monyetan. "Wah seru nih !" pikir gue. Gue pun mengambil monyet-monyetan dari dalam tas gue. Niat gue cuma mau ngerjain si monyet,dan jangan sampe mainan gue berhasil direbut si monyet. Tanpa pikir panjang gue langsung sodorkan mainan gue ke hadapan sang monyet. Tidak disangka, mainan gue berhasil di rebut sang monyet. Ternyata si monyet lebih hebat dari prasangka gue. Gue ga mau dikalahin monyet. Gue ambil lagi maenan monyet-monyetan gue yang berwarna merah (waktu itu gue beli dua, yang satu warna biru, yang satu warna merah). Gue pun bersiap, kali ini mainan gue ga boleh kerebut lagi.
HAP! Gue acungkan maenan gue ke hadapan si monyet. Mungkin di sinilah puncak amarah si monyet. Monyet itu berhasil merebut mainan beserta tangan pemiliknya. WOW. Ditariknya tangan gue ke hadapannya, dan pada saat itulah luka cakaran di tangan gue terbentuk. Lalu si monyet pun melanjutkan dengan menggigit tangan gue. KRAUK !. Terasa seperti itu bunyinya. Dengan lunglai gue tarik tangan gue dari dalam kandang. Gue taro tangan gue di atas jalanan. Darah segar pun keluar deras dari pembuluh darah di tangan kanan gue dan merahnya memenuhi hampir seluruh lebar jalan gang. Teman-teman gue hanya bisa terpana melihat kebodohan gue. Mereka melihat gue dari jauh dan tidak berani mendekat ke gue. Mungkin mereka agak panik. Beberapa dari mereka berpencar mencari pertolongan dan gue hanya bisa tersungkur di tengah jalan sambil memegangi tangan. Di saat teman-teman gue berpencar, lewatlah tukang jamu besepeda. Lalu seraya lewat di samping gue dia bertanya "kenapa de, jatoh ya?" dan berlalu begitu saja tanpa memberikan pertolongan.
Bak pangeran berkuda poni, muncullah om jemputan gue di ujung jalan. Melihat keadaan gue seperti itu om jemputan gue langsung lari menuju gue. Di gendongnya gue dengan kedua tangannya. Dibawanya gue lari ke klinik terdekat. Sesampainya klinik gue pun di tidurkan di atas ranjang praktik. Seseorang berkostom putih pun masuk ke ruang praktik dan membuat gue menjadi tidak tenang. Kenapa? karena dia bilang " Maaf pak, di sini tidak bisa menanggulangi kasus seperti ini. Lebih baik di bawa ke tempat pelayanan kesehatan yang lain saja". Om jemputan gue dengan sedikit kesal kembali menggendong gue. Dan di bawanya lagi gue sambil berlari menuju tempat yang diprediksi bisa memberikan pertolongan kepada gue. Sekali lagi, tempat yang gue dan om jemputan gue datangi lagi-lagi tidak bisa menanggulangi kasus kaya gini. Sampai pada akhirnya, gue dibawa ke RSUD bekasi. Alhamdulillah di sana gue mendapat pertolongan pertama. huh.
Beberapa hari kemudian gue, ade gue, nyokap dan bokap pergi ke rumah sang empunya monyet. Di sana kami mengorek informasi apakah sang monyet mengidap penyakit rabies. Orang tua gue menanyakan hal itu berdasarkan dari statement dokter yang mengurus gue. Kata dokter , kalau monyet yang menggigit gue punya penyakit rabies, maka umur gue akan sama dengan sang monyet. Mengapa begitu? Soalnya virus rabies yang ada di tubuh sang monyet memiliki masa infeksi yang sama dengan tubuh gue. Oh My God!. Alhamdulillah ternyata sang monyet tidak terjangkit rabies dan gue pun masih bisa menjalani kehidupan gue sampai sekarang. Terakhir gue dapet kabar bahwa monyet tersebut telah di tembak mati oleh majikannya. Entah apa alasannya.
Ya, di balik setiap kejadian dalam hidup kita, tentu kita dapat mengambil hikmahnya. Hikmah dari kejadian yang gue pernah alami ini salah satunya adalah gue jadi punya tanda yang bisa membedakan gue dengan orang yang mirip dengan gue. Paling engga nyokap gue ga usah bingung untuk mengenali yang mana gue dan yang mana orang apabila bertemu dengan orang bermuka panjang seperti gue. Hehe
Dan di akhir postingan ini gue mau memberitahukan suatu hal kepada kalian semua. Ternyata si majikan adalah seorang ilmuwan yang sedang mengembangkan formula super human di tubuh monyet tersebut. Namanya Atomic Flereaction Super Human Formula. Seperti yang sudah dialami oleh Peter Parker (spiderman), di dalam DNA gue kini sudah terdapat potongan DNA manusia super. Dan gue adalah ..........MONKEY MAN. HAHAHAHAHAA. (bagian ini mohon jangan ada yang percaya ya.... :D )
Diposting oleh fizzy di 01.22 0 komentar
Label: fool of life