dari masih gue piyik (kecil.red) gue emang udah demen sama kegiatan tulis menulis. Tulisan gue mungkin tidak sesuai dengan kaidah sastra yang baik dan benar. Gue ga tau harus memakai kaidah apa prosedur yang bagaimana. Yang gue tau hanyalah apa yang ada dalam sel serebelum di otak gue ini apa yang ada di benak yang terkubur pendam gue tuangkan dan gue jadikan tulisan sebagai baskom aspirasi gue ini. ini adalah salah satu tulisan gue yang gue buat seperti kestanan saat gue sedang (yang anak remaja sekarang sering sebut) galau.
Hanya Dapat Menunggu Jek Dalam Kotak
Hari membisu lagi-lagi menyapaku tadi. Aku tak sempat berhenti sebentar, dan menoleh untuk membalas sapaan hangatnya di pagi buta. Kini aku hanya terpaku selubung kegelapan, sebuah kabut tebal yang membuat kita menebak ada apa di sekeliling indra kita. Yah aku memang sangat suka kejutan dari dulu. Kabut ini tak tertebak dan penuh kejutan. Selalu aku mengira namun ternyata berbeda dan mengejutkan. Ini membuatku gembira dalam raba. Bingung memang tulisan ini terpatri begitusaja dalam siluet lintasan persepsi otak yang ingin mencoba menggoreskan sastra dalam semesta. Tak tahu apa ini adalah sastra, persetan! Yang penting tangan ini terlampiaskan emosi aspirasi benak yang menggumpal dan nyaris membusuk sekian abad lamanya. Yah di dalam sebuah kotak hitam ini aku menggoreskan untaian prosa mungkin juga bukan yang takjelas apa lagi bisa dibilang beraturan pun tidak. Hahaha. Yah cuma ingin menuliskan, melampiaskan, mengharmonisasikan, menyeimbangkan semua hasrat yang berkerak di dinding perapian nadi yang lama tak berkobar.
Depok, saat kalkulus berkoar.
Rabu, 15 Desember 2010
jiwa ini memberontak ingin keluar lagi kawan.
Diposting oleh fizzy di 21.26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Dosen kalkulusnya namanya siapa mas hafizh?
Posting Komentar