BLOGGER TEMPLATES AND MyYearBook Layouts »

Rabu, 15 Desember 2010

jiwa ini memberontak ingin keluar lagi kawan.

dari masih gue piyik (kecil.red) gue emang udah demen sama kegiatan tulis menulis. Tulisan gue mungkin tidak sesuai dengan kaidah sastra yang baik dan benar. Gue ga tau harus memakai kaidah apa prosedur yang bagaimana. Yang gue tau hanyalah apa yang ada dalam sel serebelum di otak gue ini apa yang ada di benak yang terkubur pendam gue tuangkan dan gue jadikan tulisan sebagai baskom aspirasi gue ini. ini adalah salah satu tulisan gue yang gue buat seperti kestanan saat gue sedang (yang anak remaja sekarang sering sebut) galau.

Hanya Dapat Menunggu Jek Dalam Kotak

Hari membisu lagi-lagi menyapaku tadi. Aku tak sempat berhenti sebentar, dan menoleh untuk membalas sapaan hangatnya di pagi buta. Kini aku hanya terpaku selubung kegelapan, sebuah kabut tebal yang membuat kita menebak ada apa di sekeliling indra kita. Yah aku memang sangat suka kejutan dari dulu. Kabut ini tak tertebak dan penuh kejutan. Selalu aku mengira namun ternyata berbeda dan mengejutkan. Ini membuatku gembira dalam raba. Bingung memang tulisan ini terpatri begitusaja dalam siluet lintasan persepsi otak yang ingin mencoba menggoreskan sastra dalam semesta. Tak tahu apa ini adalah sastra, persetan! Yang penting tangan ini terlampiaskan emosi aspirasi benak yang menggumpal dan nyaris membusuk sekian abad lamanya. Yah di dalam sebuah kotak hitam ini aku menggoreskan untaian prosa mungkin juga bukan yang takjelas apa lagi bisa dibilang beraturan pun tidak. Hahaha. Yah cuma ingin menuliskan, melampiaskan, mengharmonisasikan, menyeimbangkan semua hasrat yang berkerak di dinding perapian nadi yang lama tak berkobar.

Depok, saat kalkulus berkoar.

Jumat, 03 Desember 2010

Dari Al Bayan sampai ke Universitas Indonesia

yooo yooo yooo. lama saya tidak berposting lagi. mungkin sudah sekitar 4 bulan lebih gue tidak memuntahkan unek-unek kehidupan ke lembaran-lembaran kertas maya ini. Sedikit banyak kegiatan menulis ini sudah mempengaruhi daya pikir dan cara penuturan cerita gue dalam dunia tulis menulis. Kalo boleh jujur gue super sangat senang menulis dan menuangkan apa yang ada di dalam pikiran gue ke dalam runtutan kata. Dengan berkurangnya kesempatan saya menulis seperti sekarang ini gue jadi jarang mau berpikir dan mengkritisi fenomena yang terjadi di tubuh-tubuh remaja yang jaman sekarang beken disebut "labil".
Gue adalah orang yang berprinsip. Sebelum gue menentukan apa prinsip hidup gue, gue selalu berpikir dan mencari sebetulnya apa ideologi yang seharusnya gue pegang sampai akhir hayat nanti. Masalah prinsip ini seringkali diabaikan oleh kebanyakan darah muda yang ada. Padahal prinsip ini adalah sebagai pembeda kita dengan orang lain. Dimana saat orang melakukan sesuatu yang menurut kita salah kita bisa menjadi diri sendiri untuk tidak sekedar "ikut-ikutan" dalam berbagai kegiatan yang dianggap "keren", "gaul", "Funky" atau apalah itu. Dan dengan prinsip juga kita tidak sekedar menolak ajakan, kita memiliki alasan mengapa kita tidak mengikuti hal tersebut.

Sepanjang perjalanan kehidupan gue sampai sekarang ini, gue udah bertemu dengan berbagai situasi yang menghimpit jati diri muda saya. Disini gue dituntut untuk bisa menentukan jalan apa yang gue harus tempuh. Karena gue tau, sekarang gue bukan anak kecil lagi. Gue sudah harus bisa menentukan sikap dan temperatur kelakuan dalam diri. Membatasi diri dari berbagai hal yang negatif, dan mendongkrakan diri kepada hal yang positif. Dan gue pribadi berpendapat disaat gue berada di tengah-tengah orang yang melakukan sesuatu yang telah guejadikan sebuah batasan buat diri gue, dan gue tidak ikut dalam kegiatan tersebut adalah kebanggaan tersendiri buat gue. Be a different person. Gue sangat tertarik untuk menjadi seseorang yang berbeda. Tidak mainstream dan latah menurut begitu saja terhadap arus pergaulan yang pola nya sudah mengakar di dalam banyak tubuh darah-darah muda mudi saat ini. Mencoba menentukan untuk melakukan suatu hal dengan memepertimbangkannya dari berbagai aspek. Ya aspek "senang-senang" memang perlu. Namun jangan jadikan aspek tersebut orientasi dalam melakukan suatu hal. " Ah yang penting senaaaang, masih muda ini " begitulah kalimat justifikasi yang sangat populer dikalangan kita dari dulu sampai saat ini. Cobalah berpikir sesuatu dari aspek yang lebih berat, misalnya manfaat apa yang akan kita dapat, kerugian apa yang akan kita dapat, dan jangka waktu akibatnya pun harus dipertimbangkan lebih jauh. Biasanya akan ada efek domino, suatu akibat yang memiliki sebab dari akibat sebelumnya. Yah mungkin ini cuma unek unek spontan dari gue untuk malam ini. Jujur gue sangat plong setelah menuliskan deretan kata melalui keyboard warnet yang sudah belel ini. Tentu saja seperti biasa, tulisan ini hanya sebagai ajang penginga buat gue bila ada di persimpangan jalan bertebing yang begitu penuh dengan bisikan yang merayu untuk melompat keluar jalan dan jatuh ke jurang, bila ada yang tercerahkan Alhamdulillah. renungkanlah. Kita tidak akan mendapatkan hidayah bila kita tidak mencoba untuk menjemputnya, Wallahu A'lam Bishowab.